Setelah mengadakan Internasional Seminar tanggal 7 dan 8 November 2023 diselenggarkan oleh ICRS, Globetics, IIAP, dan Movimento dei Focolare venue di Universitas Gadjah Madah, dapat dikatakan berlangsung seperti yang diharapkan oleh para peserta seminar. Hal ini terbukti dengan pengalaman dari beberapa peserta yang mengatakan bahwa pentingnya ini bukan saja menambah ilmu dan pengetahuan, namun juga cara pandang lebih luas serta membangun jejaring dari berbagai keberagaman.
Selain dari pada itu, para pembicara juga begitu antusias mempresentasikan paper mereka dengan berbagi temuan di lapangan dan beberapa dokumentasi foto. Temuan mereka membuktikan bahwa seminar ini bukan hanya penyampaian teori semata namun juga sesuatu yang konkrit sehingga penyampainnya begitu menarik. Berbagai pembicara bukan saja dari domestik bahkan juga dari pembicara Internasional. Para pembicara berasal dari India, Jerman, Filipina, Belanda, dan Swiss,dll. Sementara pembicara domestik lebih didominasi dari UGM sendri.
Dari semua pembicara, hal yang paling berkesan ketika promotor penyelenggara seminar menyediakan waktu khusus bagi Movimento Dei Focolare sebagai panel special. Panel special berbicara mengenai spiritualitas kesatuan dalam Focolare fokus terhadap seni Mengasihi.
Tiga pembicara dan dimoderatori oleh Paul Hector Seggara JR ; Sri Safitri ( merupakan mahasiswi Program Pascasarjana UGM ICRS ), Lawrence Chong ( Singaporean, Consulus ), dan Crescencia C. Gabijan ( Dr. dari alumna Pontificial University of the Lateran, Rome. Member of Council for the laity 2002 – 2012 representing the Philippines. Aktif di Universitas Ateneo de Davao in Mindanao_Philippines.
Dalam pembicaraan mereka, yang membedakan dari pembicara yang lain menurut penulis bukan mengenai topik yang menarik namun bagaimana mereka menyampaikan temuan di lapangan diimplementasikan dengan sederhana, tidak khas dengan filosofis namun menyentuh terhadap realitas dewasa ini sehingga dapat diteruskan dengan berdialog dan kerja sama ke depannya dengan mudah.
Dari hasil seminar penulis merangkum ketika salah satu pembicara, Safitri menyampaikan mengenai Spiritualits Focolare dalam seni Mengasihi, cara membangun sebuah keluarga universal. Dia menyampaikan beberapa hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Movimento dei Focolare melalui temuannya di lapangan serta wawancara menyampaikan seperti di bawah ini :
- Response to tsunami in Aceh 2004
- Social Centre Sumber Harapan Medan 2004
- The construction of Pendopo in Bantul 2007
- Run 4 Unity
- Music and Dance
- Dare to care
- Dialogue of theological discourse
- Dialogue for religious experience
- Forum with people of different faith
Ditambahkan lagi bahwa satu keluarga dalam kehidupan manusia memperbarui atau mengubah cara hidup. Menempatkan cara ini berpusat terhadap kehidupan manusia. Cara Chiara Lubich ( pendiri Movimento dei Focolare ), satu keluarga berdialog dengan semua orang tanpa membedakan namun menyatukan keberagaman ( Bhineka Tunngal Ika ). Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Seni adalah hadiah dari Tuhan. Seni tidak hanya tentang seni vokal, musik, lukisan, desain, dll. Seni sederhana adalah seni mengasihi. Jadi, seni mengasihi adalah awal dari lahirnya seni. Dari ide kalimat pertama seni juga merupakan “The Art of Doing Something, dimana cara manusia mengekspresikan jiwa dan pikirann untuk kemanusiaan yang lebih baik yang tidak melihat dari segala batasan usia atau ras ( Simanullang, 2021 )
Referensi,
https://www.focolare.org/en/2011/12/24/siate-una-famiglia-2/
Simanullang, P. (2021). Stigma Music of Human Life in Indonesia Orchestral Music. PROMUSIKA, 9(2), 94-100.