banner

Tinggal Dalam Kristus, berbuah, Dan Berjalan Bersama Untuk Formasio Iman Berjenjang Berkelanjutan : Tepas Keuskupan Agung Semarang Pastoran Sanjaya Muntilan 25 November 2023 Kelompok Kategorial

Selasa, 28 November 2023 09:35 WIB | Oleh: Admin | Dilihat: 174

WhatsApp Image 2023-11-27 at 18.50.27_41195577

25 November 2023, keuskupan Agung Semarang mengadakan temu pastoral kevikepan kategorial. Temu pastoral ini dihadiri dari setiap kelompok atau kategorial dari setiap kota di keuskupan agung semarang. Kelompok kategorial bermacam – macam namun teguh dalam iman serta taat kepada keuskupan agung Semarang. Iman dan ketaatan ini merupakan dasar untuk tinggal dalam Kristus. Tinggal dalam Kristus sebagai bagian dari tubuh mistis Kristus.

Pernyataan ini mencerminkan keyakinan pengikut Kristus, khususnya dalam konteks teologi Katolik. Beberapa konsep teologis yang mungkin terkait dengan pernyataan ini adalah “iman”, “ketaatan”, dan “tinggal di dalam Kristus”.

Iman dalam konteks Katolik mengacu pada keyakinan dan kepercayaan yang kuat terhadap ajaran Yesus Kristus dan doktrin-doktrin dalam gereja Katolik. Iman dianggap sebagai langkah pertama menuju keselamatan dan hubungan yang dekat dengan Tuhan.

Ketaatan mengacu pada pengabdian dan kepatuhan terhadap ajaran-ajaran agama Katolik, tradisi, dan Kitab Suci. Ketaatan pada kehendak Tuhan. Ketaatan dianggap sebagai respon alami terhadap iman yang mendalam berakar dengan cara Yesus taat kepada bapaNYa.

Konsep semua pernyataan di atas menekankan hubungan pribadi dan berkesinambungan dengan Kristus. Tinggal di dalam Kristus berarti hidup sesuai dengan ajaran-ajaran Kristus, terlibat dalam doa, meditasi, dan praktik-praktik rohani lainnya untuk memperkuat hubungan rohani dengan Kristus. Selain dari pada itu, Konsep Tubuh Mistik Kristus mengacu pada persepsi bahwa pengikut Kristus, secara kolektif, membentuk sebuah “Tubuh” yaitu gereja atau jemaat. Setiap individu yang beriman dan tinggal di dalam Kristus dianggap sebagai bagian integral dari tubuh mistik ini.

Dalam teologi Katolik, ide-ide ini dapat diperoleh dari ajaran Injil dan diperkuat oleh dari surat-surat rasul seperti surat Paulus yang menekankan pentingnya iman, ketaatan, dan persatuan di dalam Kristus. Bagi pengikut Kristus, mempraktikkan iman, ketaatan, dan persatuan di dalam Kristus merupakan suatu kesatuan yang utuh.

 

Tinggal dalam Kristus

Istilah “tinggal di dalam Kristus” memiliki makna yang dalam dalam konteks awal perjamuan Kudus yang dilakukan oleh Yesus sendiri terhadap dua belas rasul atau sekarang yang masih dijaga dan diteruskan oleh Gereja Katolik ( gereja Universal ) dalam perayaan Ekaristi Kudus. Konsep ini berasal dari ajaran-ajaran dalam Injil, didukung oleh surat-surat rasul seperti Surat Galatia, Surat Roma, dan Surat Kolose ( Matius 26:26-28, Markus 14:22-24, Lukas 22:17-20, dan 1 Korintus 11:23-25 ).

Secara umum, “tinggal di dalam Kristus” mengacu pada hubungan pribadi dan spiritual yang erat dengan Yesus Kristus. Hal ini melibatkan iman yang mendalam, ketaatan pada ajaran Kristus, dan kehidupan yang dipengaruhi oleh Roh Kudus. Berikut adalah beberapa aspek yang sering dikaitkan dengan konsep “tinggal di dalam Kristus”:

Ketergantungan pada Roh Kudus atau tinggal di dalam Kristus juga berarti bergantung pada tuntunan dan kuasa Roh Kudus. Roh Kudus menuntun dan memampukan orang-orang percaya untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

 

Formasio Iman

Dalam seminar temu Tepas 25 November 2023 kelompok Kategorial yang diadakan oleh keuskupan Agung semarang, Mgr. Rubiyatmoko, Pr menekankan sekaligus menjelaskan bahwa perlunya katekese yang integral, berjenjang dan berkesinambungan. Formasio ini membtuhkan informasi, formasi dan transformasi. Setiap formasio ini membutuhkan proses dari tingkat PIUD ( Pendidikan iman usia dini ) hingga PIUL ( Pendidikan iman usia lanjutan ). Proses PIUD dan PIUL tentu didukung secara sistematis sesuai prosedur output keuskupan Agung Semarang. Prosedur dan support system ini harus meliputi sumber utama iman katolik yaitu, Tradisi, Kitab Suci, dan Magisterium.

Selain sumber utama iman ini formasio memerlukan iman yang terprogram sesuai jenjang usia, perkembangan jiwa, dan pergulatan iman yang dihadapi. Program ini bukan monoton namun fleksibel sesuai arah dan pelayanan formasio.

 

Psikososial dan psikospiritual

Psikososial dan psikospiritual adalah dua konsep yang berkaitan dengan aspek psikologi dan kesejahteraan manusia yang mencakup dimensi sosial, emosional dan spiritual ( Putri, D.A 2019 ).

 

Psikososial

Perkembangan perilaku psikososial pada masa pertumbuhan memang berbeda, namun cara mereka melampiaskan ketidakseimbangan mereka tampaknya sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat dilihat adalah mudah marah, tidak dapat mengikuti pikiran atau perasaan mereka, kecenderungan menarik diri dari keluarga atau teman, lebih suka menyendiri, menentang otoritas, mendambakan kebebasan, sangat kritis terhadap orang lain, tidak suka mengerjakan pekerjaan rumah atau sekolah, dan tampak tidak Bahagia ( Nurhayati, T 2016 ).

Psikososial mengacu pada hubungan antara aspek psikologis (pikiran, emosi, perilaku) dan faktor sosial dalam kehidupan individu. Psikososial melibatkan pemeriksaan terhadap bagaimana faktor-faktor sosial, seperti lingkungan sosial, budaya, keluarga, dan hubungan interpersonal, memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Pemahaman psikososial dapat digunakan dalam intervensi psikologis, terapi, dan pengobatan masalah sosial seperti stres, depresi, atau konflik antarpribadi.

 

Psikospiritual

Masalah psikospiritual berasal dari kegagalan seseorang untuk mencapai sesuatu yang sangat dihargai dalam hidupnya. Kegagalan ini menimbulkan perasaan sedih dan gangguan kesehatan mental. Masalah Psikososial merupakan masalah kesehatan mental, hal ini dikarenakan keinginan yang tidak terpenuhi menimbulkan rasa kecewa. Selain itu, stigma masyarakat terhadap masalah kesehatan mental masih mengental karena adanya kecemasan untuk mendapatkan pendampingan disamping adanya kesalahpahaman masyarakat terhadap masalah Kesehatan jiwa.

Ketidaktahuan masyarakat terhadap masalah kesehatan jiwa menyebabkan segelintir individu tidak mendapatkan penanganan dini. Stigma sosial yang terkait dengan psikososial berasal dari kesalahpahaman masyarakat, budaya dan kesalahpahaman sosial serta kesalahpahaman tentang masalah kesehatan jiwa dan penyakit mental ( Saparudin, I. F., & Soh, S. N. C, 2018 ).

Psikospiritualitas melibatkan keterlibatan dan eksplorasi aspek spiritual atau transendental dalam kesejahteraan psikologis individu. Psikospiritualitas mencakup pencarian makna hidup, nilai-nilai spiritual, dan pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang berkaitan dengan tujuan hidup dan hubungan dengan yang lebih tinggi atau transendental. Praktik spiritual, meditasi, doa, atau diskusi filosofis tentang eksistensi dapat menjadi bagian dari pendekatan psikospiritual. Psikospiritualitas sering diintegrasikan dalam konteks terapi holistik. Dalam praktiknya, kedua konsep ini sering saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Seseorang mungkin mengalami pertanyaan tentang keberadaan.

 

Berbuah Dan Berkelanjutan dalam Kristus

Ungkapan “berbuah dan berkesinambungan di dalam Kristus” mencerminkan sebuah konsep spiritual yang dapat ditafsirkan dalam konteks kekristenan.

Hal ini mengacu pada hasil atau buah rohani yang muncul dalam kehidupan seseorang yang berpusat pada iman Kristen. Dalam Alkitab, ada referensi tentang “buah Roh” dalam Galatia 5:22-23, yang meliputi kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Berbuah di dalam Kristus berarti menunjukkan karakter dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Kristen.

Kemudian terus mempertahankan kesinambungan dan keteguhan dalam iman dan hubungan dengan Kristus. Hal ini melibatkan komitmen untuk terus bertumbuh dan berkembang dalam hubungan pribadi dengan Tuhan. Pengabdian pada firman Tuhan, doa, dan persekutuan dengan orang lain merupakan aspek penting dalam menjaga kesinambungan dalam Kristus.

Hingga Kontinuitas di dalam Kristus didefinisikan sebagai kontinuitas dalam pelayanan dan kasih kepada sesama. Hal ini mencakup pengabdian yang terus menerus dan pengaruh positif di dunia sekitar kita, memperluas kasih dan kebaikan Kristus kepada orang lain.

Bagian lain dari kesinambungan di dalam Kristus adalah kesetiaan dan ketaatan kepada kehendak Allah. Mencakup ketaatan pada ajaran Alkitab, Tradisi dan Magisterium sesuai dengan nilai-nilai Kristiani.

Maka, interpretasi dan penerapan ini dapat bervariasi tergantung pada latar belakang teologis dan keyakinan pribadi. Bagi banyak orang Kristen, konsep berbuah dan terus berbuah di dalam Kristus adalah sebuah panggilan untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus, terus bertumbuh dalam kasih dan ketaatan kepada-Nya.

 

Penulis : Pernandus Simanullang, S.S, M,Sn, FM

simanullangpernnadus@gmail.com

Penggiat Seni, Tradisi dan Budaya

 

 

Referensi,

Putri, D. A. (2019). Status Psikososial Lansia Di Pstw Abiyoso Pakem Sleman Yogyakarta Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

Nurhayati, T. (2016). Perkembangan perilaku psi

kososial pada masa pubertas. Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi4(1).

Saparudin, I. F., & Soh, S. N. C. (2018). Elemen psiko-spiritual dalam menangani delinkuensi remaja. Human Sustainability Procedia.

 

 

Array

Rekomendasi

Berita Terbaru

, , ,

PERINGATAN KERAS UNTUK DUNIA KONSTRUKSI – STOP PENCATUTAN DOKUMEN TENAGA AHLI!

Medan,  24 April 2025  – Dunia  konstruksi kembali  diguncang oleh  praktik  tidak  etis  dan berpotensi …

, , ,

OPINI : Kepentingan Sekelompok vs Kepentingan Holistik ?

Dalam kehidupan, manusia memiliki kepentingan masing – masing. Kepentingan ini merupakan bagian dari kebebasan seseorang…

,

STRATEGIC DIPLOMACY OF INDONESIA IN PACIFIC: COOPERATION BETWEEN THE INDONESIAN NATIONAL ARMY (TNI AD) AND THE REPUBLIC OF FIJI MILITARY FORCES IN FIJI

Indonesia’s strategic diplomacy positions is about to improve regional security, peace, and advance education and…

, ,

KAPAL RUMAH SAKIT – 991 MENJADI TUAN RUMAH PENYELENGGARAAN ACARA BAKTI SOSIAL ( COCKTAIL’S PARTY ) DI PORT SUVA_FIJI

Sebanyak 100 orang, termasuk diplomat, diaspora Indonesia di Fiji, pejabat sipil dan militer, dan anggota…

, , , , ,

Village Tours and Storytelling : Silana Tourism Village in Viti Levu 28 – 30 September 2024

Tur Desa Wisata Silani adalah pengalaman yang mendalam di mana pengunjung dapat menjelajahi desa pedesaan…