banner

Tradisi Pernikahan Adat Istiadat Karo Masih Dipertahankan Era Modernisasi 4.0 : Graha Samudra Bumimoro_Kembrangan_Surabaya

Senin, 4 Desember 2023 10:57 WIB | Oleh: Admin | Dilihat: 288

WhatsApp Image 2023-12-04 at 19.12.48_fe776f80

Pernikahan Adat Karo sebagai warisan leluhur dan sekaligus kearifan lokal yang harus dipertahankan oleh penerusnya. Mempertahankan, menjaga, dan mengenalkan budaya atau adat pernikahan Karo dalam modernisasi merupakan buah dari norma dalam menjaga tradisi leluhur, namun yang paling essensial ialah tradisi tetap dijaga walaupun bertransformasi ( Adriansyah, B., Barriyah, I. Q., Susanto, M. R., & Susanto, D, 2022 ).

Mempertahankan ada istiadat sangat penting dikarenakan menjadi identitas yang mendukung kehidupan masyarakat di kemudian hari. Mengapa dikatakan mendukung kehidupan masyarakat ? karena sebelum agama muncul adat istiadat sudah hadir dalam kehidupan masyarakat. Pernyataan bahwa adat istiadat mendahului agama mengacu terhadap gagasan norma-norma sosial, nilai-nilai dan tradisi masyarakat telah ada sejak zaman kuno, bahkan sebelum munculnya sistem kepercayaan agama. Beberapa orang berpendapat bahwa adat istiadat atau cara hidup suatu masyarakat merupakan hasil dari pengalaman sejarah, lingkungan dan kebutuhan sosial, sementara agama mungkin muncul kemudian sebagai bentuk sistem kepercayaan yang menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis dan spiritual.

Mempertahankan adat istiadat dan tradisi budaya Karo merupakan salah satu bentuk upaya melestarikan warisan budaya yang kaya dan beragam. Budaya Karo yang berasal dari masyarakat Karo di Sumatera Utara memiliki nilai-nilai yang unik dan perlu dilestarikan agar tidak punah. Salah satu bentuk pelestariannya yaitu pada pesta adat pernikahan Karo. Tepat di kota besar Surabaya, pada tanggal 30 November hingga 2 Desember 2023 berlokasi di Graha Samudro Bumimoro diadakan pesta pernikahan adat karo yang modern namun menjaga tradisi, adat, dan budaya pernikahannya.

Pernikahan adat Karo, sebuah budaya yang berasal dari suku Karo di Sumatera Utara, Indonesia, memiliki beberapa perbedaan dengan pernikahan di masa lalu dan masa kini. Beberapa perbedaan tersebut meliputi aspek-aspek seperti persiapan, upacara, dan nilai-nilai yang diterapkan dalam pernikahan.

Di masa lalu, persiapan pernikahan melibatkan lebih banyak anggota keluarga dan masyarakat dalam mempersiapkan acara. Prosesi pernikahan sering  melibatkan banyak kerabat dan tetangga yang membantu namun dewasa ini dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup, persiapan pernikahan mungkin lebih berpusat pada keluarga inti dan vendor pernikahan profesional. Penggunaan teknologi, seperti undangan pernikahan digital, juga dapat menjadi bagian dari persiapan.

Jika berbicara mengenai adat dan upacara pernikahan karo zaman dulu pernikahan karo lebih kental dengan tradisi dan ritual yang diwariskan secara turun-temurun. Upacara adat, seperti “prosesi akad nikah” dan serangkaian prosesi lainnya, memainkan peran penting dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah lama ditetapkan. Namun, meskipun masih banyak tradisi, pernikahan tradisional Karo saat ini, telah mengalami sedikit penyesuaian atau modifikasi untuk memenuhi tuntutan zaman. Beberapa pasangan mungkin memilih untuk memasukkan unsur-unsur modern dalam upacara mereka.

Salah satu unsur modern ini dapat terlihat bahwa beberapa pasangan mungkin juga memilih busana pengantin yang lebih modern atau perpaduan antara tradisional dan kontemporer. Sedangkan di masa lampau didasarkan pada desain tradisional yang telah ada selama bertahun-tahun. Bahan dan hiasan sering mencerminkan status sosial keluarga.

Selain dari perbedaan diatas yang lebih jelas terlihat bahwa dalam hal dokumentasi di masa lampau dan sekarang. Di masa lalu, dokumentasi pernikahan mungkin terbatas pada foto-foto fisik atau kenangan lisan yang disimpan oleh keluarga dan masyarakat setempat. Namun sekarkang, dengan kemajuan teknologi, dokumentasi pernikahan cenderung melibatkan penggunaan fotografi dan videografi profesional, serta berbagai platform media sosial untuk berbagi momen pernikahan dengan keluarga dan teman.

 

Terlihat pada prosesi pernikahan yang dilaksanakan oleh pasangan dr. Alan Anderson Bangun dengan dr. Sabrina Dwi Elvira Br. Sembiring. Mereka telah melaksanakan pesta adat pernikahan Karo di Graha Samudro Bumimoro_Surabaya. Dengan konsep masa kini namun tetap mempertahankan tradisi suci adat istiadat beserta budaya yang turun temurun dipertahankan.

Mempertahankan tradisi sakral, adat istiadat dan budaya Karo yang telah diwariskan secara turun-temurun merupakan upaya untuk melestarikan identitas dan nilai-nilai yang telah diwariskan secara turun-temurun. Nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam adat istiadat dan tradisi dapat bervariasi, tergantung pada budaya dan masyarakat tertentu. Namun, beberapa nilai umum yang sering dijunjung tinggi dan diwariskan dari generasi ke generasi dalam adat istiadat karo meliputi kebersamaan dan solidaritas,  budaya yang menekankan pentingnya hidup bersama, berbagi dalam keberagaman, dan memberikan dukungan satu sama lain. Kebersamaan ini dapat mencakup keluarga, komunitas, atau kelompok sosial tertentu. Selain dari pada itu, menghormati otoritas dan tradisi, nilai ini mengajarkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua dan tradisi yang telah lama ada. Penghormatan terhadap otoritas dan norma-norma sosial diperlukan untuk menjaga roh leluhur yang lebih dulu terlahir dan diteruskan oleh penerusnya.

 

 

Penulis : Pernandus Simanullang, S.S, M.Sn, FM

simanullangpernandus@gmail.com

Penggiat Seni, Tradisi, dan Budaya.

 

 

Referensi,

Adriansyah, B., Barriyah, I. Q., Susanto, M. R., & Susanto, D. (2022). Pernikahan Adat Karo sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis. Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal4(2), 421-436.

Array

Rekomendasi

Berita Terbaru

, , , ,

Bersatu Dalam Kebebasan Dari Jiwa Sebuah Bangsa “Nusantara Baru Indonesia Maju” HUT RI -79

Proklamasi….!!! Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan…

, , , , ,

“Fiji Diperkenalkan: Wisata Perjalanan Melalui Keindahan dan Budaya”?

BULA ( Halo )!!! adalah ungkapan yang luar biasa dari sambutan yang ramah.  Dengan senyuman…

Rumahku Istanaku Dirusak Dan Diserang Dan Diancam Oleh Segerombolan Orang Bang

Beritawanklik.com – Medan, 01 Februari 2024 – Dedi Tarigan (37), Pelapor yang rumahnya dirusak dan…

,

Pemuda Pemudi Kristiani Yang Ada Di Wilayah Serang Raya Dan Cilegon Akan Mengadakan Acara Silaturahmi Yang Didahului Ibadah Syukur Awal Tahun Baru 2024

Beritawanklik.com – Pemuda Pemudi Kristiani  yang ada di wilayah Serang Raya dan Cilegon  akan mengadakan…

,

Mari Kita “Meneladani Budaya Etika Demokrasi Gus Dur,” Ujar Tokoh Pemuda Serang Mordenit Banyuurip

Beritawanklik.com – Komunitas GUSDURian Serang menggelar lomba mewarnai dan menyusun puzzle dalam rangkaian Haul Gusdur…